MISTERI TANJAKAN EMEN


Halo teman teman salamat datang di segmen terbaru di erst prodution yaitu cerita horor dimana aku akan membagikan kisah kisah misteri yang terjadi disekitar kita, sebelum melanjutkan video ini ayo kita subsribe channel erst produtions.


Untuk episode pertama kali ini aku akan membagikan cerita mengenai salah satu tanjakan yang sering mengalami kejadian kecelakaan, tanjakan ini terkenal dengan alur jalan yang berbelok- belok serta mempunyai turunan yang tajam sehingga pengendara harus berhati hati saat melewati tanjakan ini.
Tanjakan ini berada di daerah perbatasan subang bandung. Yaitu daerah subang cicenang.

Cerita mengenai tanjakan ini memang menjadi misteri tersendiri bagi para masrarakat sekitar konon katanya tanjakan ini sering meminta tumbal namun entahlah kita semua tidak boleh terlalu percaya berlebihan yang pasti kita harus selalu berdoa dan meminta perlindungan kepada allah tuhan kita semua.
Namun benarkah misteri  itu ? mari kita telusuri

Pertama
Awal mula cerita tanjakan emen
Sebenarnya ada 3 versi cerita yang berkembang di maskyarakat cerita versi pertama yaitu

Dikutip dari kotasubang,com, nama Emen diambil dari seorang nama kernet bus yang tewas karena kecelakaan yang terjadi sekitar tahun 1969.
Saat itu, bus bernama Bus Bunga mengalami mogok di tanjakan tersebut.
Emen sang kernet berusaha mengganjal ban.

Namun nahas remnya ternyata blong sehingga Emen terseret bus dan tewas.
Setelah kejadian itu, tanjakan tersebut dikenal dengan Tanjakan Emen.
Lalu, versi kedua, Emen adalah seorang korban tabrak lari di tanjakan itu.

Dalam mitos yang berkembang dimasyarakat menceritakan mayat Emen bukanya ditolong, malah disembunyikan di dalam rimbunan pepohonan tersebut.

Sejak saat itulah arwah Emen dipercaya menuntut balas.
Versi ketiga, dikisahkan bahwa dulu Emen adalah seorang sopir oplet Subang – Bandung.
Nahas bagi Emen ketika itu tahun 1964 oplet yang dikendarainya kecelakaan dan terbakar.

Banyak orang mengatakan Emen tewas di tempat kejadian dan sejak saat itu semakin sering terjadi kecelakaan di sana.
Berdasarkan hasil penelusuran hingga ke keluarga Emen dapat diketahui ternyata versi yang terakhir adalah yang mendekati kebenaran.

Wahyu, pria yang mengaku anak dari Emen membenarkan peristiwa itu.
Namun, ia menepis berbagai kejadian kecelakaan yang terjadi di sana diakibatkan arwah Emen yang gentayangan.

PERTAMA
(AWAL MULAI CERITA)

istri dan tiga anak Emen ternyata tinggal di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Bandung Barat. Emen adalah nama panggilan dari seorang pria yang bernama lahir Taing
Anak kedua Taing, Adang Edi Kurnaedi (65) mengungkapkan bahwa benar bapaknya memang seorang sopir yang pertama kali mengalami kecelakaan maut di Tanjakan Cicenang. Peristiwa itu terjadi pada September 1956 silam.
"beliu mengungkapkan bahwa bapak nya adalah sopir oplet Lembang-Subang, yang pada saat itu sedang membawa 12 penumpang. Karena rem blong, oplet menabrak tebing dan terbalik, lalu terbakar. Semua penumpang meninggal,

KEDUA
(KONDISI TANJAKAN EMEN)

Di balik mitos yang berseliweran, kenyataannya kalau kondisi Tanjakan Emen memang rawan terjadi kecelakaan.
Kondisi tanjakan emen sepanjang 2-3 km ini sangatlah ekstrim, memiliki kemiringan 40-50 derajat dan memiliki tikungan – tikungan tajam, hal ini tentunya akan menyulitkan bagi yang kurang piawai memegang kemudi.
Untuk itu, sebaiknya setiap pengendara yang melintas harus ekstra hati-hati dan jangan lupa berdoa di sepanjang perjalanan.

KETIGA
(MITOS SAAT AKAN MELEWATI TANJAKAN)

Konon katanya saat para pengendara akan melewati tanjakan ini ada mitos bahwa Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan banyak pengendara yang percaya dengan melempar koin, rokok atau menyalakan klakson maka mereka akan terhindar dari bahaya saat melewati tanjakan Emen.

KE EMPAT
(BERBAGAI KEJADIAN KECELAKAAN)

Kecelakaan semacam ini kerap terjadi di Tanjakan Emen, Kabupaten Subang.
Pasalnya hal ini bukan untuk pertama atau kedua kalinya terjadi kecelakaan ditempat tersebut.
Sebelumnya, kecelakaan juga terjadi pada 7 Oktober 2011. Bus pariwisata yang membawa rombongan turis kehilangan kendali dan menabrak tebing jalan.
Akibat kecelakaan ini, sebanyak tiga orang meninggal dunia.

Kemudian pada 1 Oktober 2012, bus pariwisata membawa belasan penumpang kehilangan kendali dan terguling hingga menyebabkan korban terlempar.
Akibat kecelakaan ini, sebanyak tiga orang meninggal dunia.

Pada 17 Juni 2014, sebuah bus pariwisata membawa rombongan pelajar SMA Al-Huda Cengkareng mengalami rem blong, kemudian menabrak 9 mobil yang melintas di depannya.
Peristiwa ini mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia.
Lalu, Pada 2 agustus 2014  terdapat sebuah bus pariwisata mengalami rem blong dan menabrak 1 motor, bus tersebut bermuatan 60 penumpang.
Dalam kecelekaan ini menyebab satu orang meninggal dunia.
Pada 10 Februari 2018, Terjadi kecelakaan terbesar di tanjakan emen, sebuah bus terguling yang mengakibatkan 27 orang meninggal dunia.
Bus Pariwisata terguling di Tanjakan Emen, Subang pada Sabtu (10/2/2018) pukul 17.00 WIB, mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak 27 orang.

Post a Comment

0 Comments

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});