Awal tahun 2018 ini aku mencoba merapihkan
kembali sisa sisa penyesalan yang telah aku lakukan di 2017.
Banyak hal yang aku lalui di
tahun itu, sampai drama yang tak kunjung usai, bahkan hal yang sebelumnya tak
aku pikirkan malah terjadi. Namun itu lah kehidupan penuh dengan misteri serta
ketidakpastian tentang kehidupan menjadikan kita tak bisa kembali memperbaiki
kesalahan itu.
Namun aku bertekat di tahun 2018
ini aku akan melepaskan semua belenggu, semua asa, semua makian, lalu biarkan
mereka berlalu seperti sedia kala.
Memang banyak pengalaman yang
sudah aku lewati ditahun itu, pengalaman yang mengajarkan ku arti betapa berharga
nya kebersamaan, betapa indah nya kesetiaan. Dan momen itu menjadikan suatu
pengalaman yang berharga sampai aku menyadari bahwa “jangan pernah sia - sia kan waktu yang tak akan datang dua
kali.
Jika sudah terlewati tentunya
kita akan menyesali dan berharap waktu kembali.
Jujur saja jika waktu bisa di
putar kembali aku akan memperbaiki kesalahan kesalahan yang dulu pernah aku
lakukan kepada beberapa orang yang mungkin tersakiti oleh tingkah laku ku.
Namun kembali itu semua tak akan
terjadi, hingga akhirnya aku menerima kembali hal yang pernah aku berikan kepada
orang – orang yang dulu bersamaku.
Aku menerima kembali rasanya
ditinggalkan, menerima kembali rasanya dihianati,menerima kembali rasanya
dibohongi sampai aku menyadari bahwa aku memilih orang yang salah.
Bahkan teman- teman disekitarku
sudah memperingatkan bahwa itu tidak baik, itu jangan dilakukan, namun mereka
tak bisa mengalahkan egoku hingga aku sadar bahwa aku ada di jalan yang salah.
Saat itu aku terbelenggu dalam
dua pilihan antara pertahankan dan tinggalkan, kekuatan hati tetap bahwa aku
tak akan meninggalkan dia demi apapun itu. Namun ternyata semua kalah dengan
keadaan yang dimana, keadaan memaksaku memilih orang yang salah.
Aku kembali memutar lagi ingatan
saat kami bersama menceritakan tentang betapa senang nya kami setelah 4 tahun
tidak bertemu, membicarkan sesuatu yang lucu ketika kita praktek di hotel.
Sampai hal konyol yang pernah
kami lakukan bersama.’
Malam itu semua keadaan masih
baik bak saja, kami bertemu, kami makan, kami nonton.
Aku merasakan bahwa aku ingin
terus bersamanya sampai kapanpun.
Hingga aku selalu menyelipkan
namanya dalam setiap doaku.
Dia, dia,
Tak biasa aku melihatnya
sebahagia itu.
waktupun berlalu aku kembali ke tempat
dimana keadaan memaksaku memilih orang yang salah
hati terasa bergejolak “dalam lamunan, siapa ?
Bagaimana ?
Entahlah biarkan waktu menjawab. Hingga
matilah semua harap dalam keadaan waktu yang terpisah.
Aku salah, aku kacau karena
memilih orang yang salah.
Aku tahu ini terlalu cepat, aku
tau ini sementara, aku tahu aku bodoh dengan kepercayaan hati yang hanya
sementara.
Hah, huh
Matilah semuaaa, aku tahu aku
mati, dia tahu ini akan hancur, hingga benar ini hancur sehancur hancurnya.
Dalam kedaan mati aku kembali ke
POSKO dengan keadaan kacau setelah tahu waktu tak bisa diputar aku menyadari
aku harus sendiri, aku harus menyadari bahwa ini salah,
Hingga mataku menteskan beberapa
tetesan air mata.
Aku tahu ini salah dan terlalu
berlebihan tapi sesaknya dada ini tak bisa aku tahan.
Di ruang sempit akupun menangis
sambil ku putar air keran agar tidak terdengar keluar....
Ahh sudahlah itu hanya bagian
dari ceritaku yang tak bisa di putar lagi...
Bersambung..................
30 januari 2018
0 Comments